Assalamu alaykum warahmatullah...
Allh
swt bertanya kepada Malaikat pencabut nyawa, Izrail, "Apakah engkau
kasihan terhadap hamba-hambaKu ketika mencabut nyawanya?"
Malaikat Izrail mejawab, "Ya allah, sepanjang masa, aku merasa kasihan
kepada hamba-hambaMu. Aku pergi ke sebuah rumah dan harus mencabut nyawa
sang ayah dari rumah itu. Sementara anaknya masih balita. Aku merasa
kasihan kepada mereka. Terkadang aku harus mencabut nyawa seorang
pemudah di hadapan ayah dan ibunya. Mereka sangat mencintai pemuda itu.
Aku merasa kasihan kepada mereka. Ketika aku hendak mencabut nyawa
seorang ibu, anak-anaknya yang masih kecil berkumpul dan menangis
mengelilinginya. Kematian ibu itu menyebabkan anak-anak kecil itu
menjadi yatim. Tapi, apa yang bisa kulakukan di hadapan perintahMu.
Jadi, aku merasa kasihan terhadap semua mahkukMu."
Allah swt bertanya kepada malaikat Izrail, "Siapakah di antara hamba-hamba-Ku yang lebih engkau kasihani?"
Malaikat Izrail menjawab, "Ketika sebuah kapal berlayar di tengah
lautan. Engkau memerintahkanku untuk menenggelamkan kapal itu, kecuaili
seorang wanita dan bayinya yang baru lahir. Engkau memerintahkanku agar
membiarkan mereka berdua tetap hidup. Wanita itu meletakkan bayinya di
dalam secarik kain. Kemudian Engkau perintahkan aku untuk mencabut nyawa
wanita itu. Bayi itu tinggal sendirian. Aku merasa kasihan pada bayi
itu. Ombak lautan mengguncang bayi itu kesana-kemari. Hatiku sangat iba
padanya"
izrailAllah swt bertanya kepada Izrail, "Wahai Izrail,
apakah engkau tahu apa yang Aku lakukan terhadap bayi itu? Aku
perintahkan ombak lautan untuk membawa bayi itu menuju sebuah pulau yang
air dan udaranya bersih. Aku perintahkan angin untuk tidak mengguncang
bati itu. Aku perintahkan awan untuk tidak menurunkan hujan. Aku
perintahkan matahari untuk tidak membakar bayi itu dengan panas
teriknya. Di suatu pulau, seekor harimau melahirkan anaknya. Aku
perintahkan harimau itu untuk menyusui bayi manusia itu. Harimau
menyusui bayi itu hingga ia tumbuh besar dan menjadi anak yang
pemberani."
Ketika anak itu dewasa, sebuah kapal melewati pulau
itu. Aku jadikan penumpang kapal itu mencintai anak itu. Mereka pun
mengambilnya dan membawanya ke kota. Wahai Izrail, dengan berjalannya
waktu dan upaya yang gigih, anak itu akhirnya menjadi raja. Ketika dia
menunjukkan permusuhan denganKu, Aku mengutus Ibrahim menjadi Nabi
supaya dia (Nabi Ibrahim) mengenalkan padanya tentang-Ku. Akan tetapi
raja yang bernama Namrud itu malah berkata, "Aku adalah tuhan di bumi
dan aku menyatakan perang kepada Tuhan langit."
"Namrud membuat
sebuah kotak dan mengikatkannya pada kaki empat ekor burung rajawali.
Namrud membiarkan rajawali itu kelaparan selama beberapa masa dan
kemudian memberinya makan sekerat daging. Lalu Namrud duduk di dalam
kotak dan membiarkan rajawali itu terbang ke langit. Di tangannya Namrud
memegang busur dan anak panah. Setelah terbang tinggi, Namrud
melepaskan anak panah ke arah langit. Aku memerintahkan Jibril mengambil
seekor ikan laut untuk dijadikan sasaran panah Namrud."
"Malaikat Jibril bertanya pada-Ku, 'Ya Allah, Namrud datang untuk
memerangi-Mu, Mengapa Engkau melimpahkan rahmat dan kasih sayang seperti
ini kepadanya?'
"Kami (Allah) berfriman pada Jibril, Wahai dia
(Namrud) datang untuk memerangi-Ku, tapi Kami tidak memeranginya.
Apapun yang dilakukannya dia tetap hamba Kami. Dan jika dia datang
kepada Kami dengan sebuah harapan, maka Kami tidak akan memupuskan
harapannya."
Wallahu a'lam.
Posted in:
0 komentar:
Posting Komentar