Rabu, 19 April 2017

MISTERI AKHIR ZAMAN ~ TURUNNYA ISA 'ALAIHISSALAM



Isa 'Alaihissalam turun setelah keluarnya Dajjal yang terlaknat. Perkara turunnya Isa 'Alaihissalam dan bahwasanya dia akan membunuh Dajjal adalah haq dan benar menurut Ahlus Sunnah wal Jama'ah berdasarkan hadits-hadits shahih yang berkenaan dengan hal tersebut. Dan tidak ada pada akal maupun syara' yang dapat membatalkannya, sehingga ia harus ditetapkan. Namun hal ini diingkari oleh sebagian Mu'tazilah dan Jahamiyah serta orang-orang yang sepaham dengan mereka. Mereka menyangka bahwa hadits-hadits tentang turunnya Isa 'Alahissalam tertolak dengan Firman Allah Subahana Wa Ta'ala,

"Dan (Muhammad adalah) penutup para Nabi."  (Al-Ahzab: 40).

Dan Sabda Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam,

"TIdak ada nabi setelahku,"  (Shahih: Diriwayatkan oleh Ahmad, 1/182.)

dan ijma' (konsensus) kaum Muslimin bahwa tidak akan ada nabi setelah Nabi kita Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam dan bahwa syariat beliau kekal abadi sampai Hari Kiamat; tidak mansukh.

Argumentasi ini tidak benar, karena yang dimaksud turunya Isa 'Alaihissalam bukan turun sebagai nabi dengan syariat baru yang menggantikan syariat kita. Dan sedikit pun pengertian seperti ini tidak ditemukan dalam hadits-hadits ini, dan tidak pula dalam hadits yang lain. Bahkan telah Shahih bahwa Isa 'Alaihissalam turun sebagai hakim yang adil dengan hukum syariat kita dan menghidupkan ajaran-ajaran agama kita yang telah ditinggalkan manusia."  (Syarh Shahih Muslim, karya an-Nawawi, 18/75-76.)

DALIL TURUNNYA ISA 'ALAIHISSALAM

Dalam hadits Abu Hurairah Radhiyallahu'anhu ia berkata, "Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda,

'Demi Dzat yang jiwaku ada di tanganNya, telah dekat waktu turunnya putra Maryam pada kalian sebagai hakim yang adil. Dia akan menghancurkan salib, menanggalkan jizyah (upeti), harat melimpah sampai tidak ada seorang pun yang mau menerimanya; sehingga satu sujud lebih berharga daripada dunia dan seisinya'."

Kemudian Abu Hurairah Radhiyallahu'anhu berkata, "Bacalah kalau kalian mau,

"Tidak ada seorang pun dari ahli kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya. Dan pada Hari Kiamat nanti Isa akan menjadi saksi terhadap mereka'."  (An-Nisa: 159).
(Shahih: Diriwayatkan oleh al-Bukhari,no.3448; Muslim,no.155; dan at-Tirmidzi,no.2233.)

Menghancurkan salib: Membatalkan Agama Nasrani dengan menghancurkan salib dan membatalkan apa yang diyakini orang-orang Nasrani berupa pengagungan terhadapnya.
Meninggalkan jizyah (upeti): Tidak menerimanya dan tidak menerima dari orang kafir, kecuali harus masuk Islam. Siapa di antara mereka yang mengeluarkan jizyah, dia tidak memaafkannya (tetap diperangi). Dia tidak menerima kecuali Islam atau perang. 
Harta melimpah: Harta menjadi banyak dan berkah turun, disebabkan keadilan dan tidak ada kezhaliman. 

Dari Abu Qatadah al-Anshari ia berkata, "Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda,
'Bagaimana kalian, jika putra Maryam (Isa 'Alaihissalam) turun pada kalian sementara imam kalian dari kalangan kalian?"  (Shahih: Diriwayatkan oleh al-Bukhari,no.3448; dan Muslim,no.155.)

Dan dalam riwayat Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda,
"Bagaimana kalian, jika turun pada kalian putra Maryam lalu yang menjadi imam kalian adalah dari kalangan kalian?"

Berkata Ibnu Abi Dzi'b,
"Yakni menjadi imam kalian dengan kitab Rabb kalian yang Mahasuci dan Mahatinggi (al-Qur'an) dan sunnah Nabi kalian Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam." 
(Shahih: Diriwayatkan oleh Muslim,no.155.)

CIRI-CIRI AL-MASIH ISA 'ALAIHISSALAM

Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam telah menggambarkan al-Masih putra Maryam 'Alaihissalam dalam banyak haditsnya yang shahih supaya kaum Muslimin mengenalnya manakala ia telah turun. Di antara hadits-hadits tersebut ialah:

Hadits Abdullah bin Umar Radhiyallahu'anhu, dari Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam, beliau bersabda,

"Tadi malam aku bermimpi berada di sisi Ka'bah, tiba-tiba ada seorang laki-laki berkulit sawo matan, rambutnya sampai ke pundak lagi berombak dan kepalanya meneteskan air, dia melakukan thawaf di Ka'bah dengan dipapah dua orang, lantas saya bertanya, 'siapa ini' Orang-orang menjawab, 'Al-Masih Putra Maryam'."  
(Lihat Fath al-Bari, 6/560. Hadits ini diriwayatkan oleh al-Bukhari,no.3440; dan Muslim,no.169.)

Dalam hadits Abu Hurairah Radhiyallahu'anhu bahwa Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda,

"Tidak ada nabi antara aku dan antara dia -yakni Isa-, sesungguhnya dia akan turun, jika kalian melihatnya maka kenali dia; seorang laki-laki yang berperawakan sedang, dekat kepada warna merah dan putih, mengenakan dua pakaian kuning muda, seakan-akan di kepalanya mengalir air meskipun tidak basah. Dia kan memerangi manusia karna Islam; dia menghancurkan salib, membunuh babi, dan menanggalkan jizyah. Pada zamannya, Allah membinasakan semua agama kecuali Islam, dan membinasakan al-Masih Dajjal. Dia tinggal di bumi selama empat puluh tahun, lalu dia meninggal dan dishalatkan oleh kaum Muslimin."  (Diriwayatkan oleh Abu Dawud,no.4324)

Dalam hadits an-Nawwas bin Sam'an bahwa Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam suatu pagi memberikan mereka gambarang tentang al-Masih Isa 'Alaihissalam,

"Apabila dia menundukkan kepalanya seakan-akan air mengalir, dan apabila diangkatnya seakan-akan biji-biji mutiara berjatuhan."   
(Shahih: Diriwayatkan oleh al-Bukhari,no.3437; dan Syarh Shahih Muslim, karya an-Nawawi,18/67.)

Dalam riwayat yang lain dari Abu Hurairah Radhiyallahu'anhu, dari Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam, beliau bersabda,

"Dan aku menjumpai Isa -yakni pada malam Isra-: dia berperawakan sedang, berkulit merah, seolah-olah dia baru keluar dari kamar mandi."
(Diriwayatkan oleh al-Bukhari,no.3437; dan Muslim,no.168.

Dan dalam riwayat lain dari Ibnu Abbas, dari Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam berliau bersabda,

"Aku melihat Isa berkulit merah. rambut keriting, berdada bidang."
(Shahih: Diriwayatkan oleh al-Bukhari,no.3438.)
Bahwa Isa berkulit merah dan berambut keriting diingkari oleh Ibnu Umar dan dia bersumpah atas hal itu,sebagaimana disebutkan dalam Fath al-Bari. An-Nawawi mengkompromikan antara hadis Abu Hurairah ini dan riwayat Ibnu Umar, beliau berkata, "Merah bisa ditakwilkan sawo matang. Dan maksudnya bukan merah dan sawo matang murni melainkan yang mendekatinya. Wallahu a'lam." Pent.

DI MANA AL-MASIH ISA 'ALAIHISSALAM TURUN?

Dalam hadits an-Nawwas bin Sam'an, dari Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam beliau bersabda,

"Allah mengutus al-Masih putra Maryam dan turun di sisi menara putih sebelah Timur Damaskus."
(Shahih: Diriwayatkan oleh al-Bukhari,no.3437.)
An-Nawawi berkomentar, "Dan menara ini telah ada sekarang di sebelah Timur Damaskus."

PENGEPUNGAN

Dari Jabir bin Abdullah Radhiyallahu'anhu ia berkata, "Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda,

'Kaum Muslimin lari ke gunung ad-Dukhan di syam. Lalu Dajjal mengejar dan mengepung mereka, ia mengepung ketat dan memberikan tekanan sangat keras kepada mereka. Kemudian Isa bin Maryam turun dan mencegah kalian untuk memerangi si pendusta yang keji? Mereka berkata, 'Orang ini kerasukan jin'."
(Shahih: Diriwayatkan oleh Ahmad dalam al-Musnad,3/367-368 dan isnadnya shahih dari Jabir.)

Dan dalam riwayat yang lain dari Utsman bin Abi al-'Ash Radhiyallahu'anhu ia berkata, "Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda,

'Mereka (kaum Muslimin) dilanda kelaparan yang sangat dan sangat kesulitan -yakni akibat kepungan Dajjal- sampai-sampai salah seorang dari mereka membakar tali busur pananya, lalu memakannya. Pada saat mereka dalam keadaan seperti itu tiba-tiba ada yang berseru pada penghujung malam, 'Wahai sekalian manusia! pertolongan telah datang pada kalian! (dia mengatakannya tiga kali).' Mereka saling berkata satu sama lain, 'Sungguh ini benar-benar suara orang yang kenyang'."   
(Shahih: Diriwayatkan oleh Ahmad dalam al-Musnad,4/217: dari Utsman bin Abi al-'Ash.)

APA HIKMAH TURUNNYA ISA 'ALAIHISSALAM?

 Orang-orang Yahudi telah berbuat jahat terhadap Nabiyullah Isa serta menyakitinya. Manakala orang-orang Yahudi merencanakan pembunuhan terhadapnya, Allah tidak memperkenankannya mereka untuk membunuhnya, bahkan Dia-lah yang akan membunuh mereka pada akhir zaman, kerena ganjaran sesuai dengan jenis perbuatan.

Sebagai bantahan terhadap klaim orang-orang Yahudi bahwa mereka telah membunuh Isa 'Alaihissalam, maka Allah Ta'ala menampakkan kedustaan mereka, dan bahwa dia akan membunuh mereka dan juga membunuh Dajjal.

Diriwayatkan oleh Muslim dari Anas bin Malik Radhiyallahu'anhu bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda,

"Dajjal akan diikuti tujuh puluh ribu Yahudi Asfahan, mereka mengenakan jubah tebal bergaris-garis."  (Shahih: Diriwayatkan oleh Muslim,no.2944.)

Dan dalam riwayat Imam Ahmad,

",,,tujuh puluh ribu Yahudi Asfahan mengenakan mahkota bermutiara."

"Isa 'Alaihissalam akan mengejar Dajjal sampai di sisi bab Lud. Apa bila Dajjal melihatnya, ia meleleh seperti melelehnya garam. Lalu Isa 'Alaihissalam berkata padanya, 'Sesungguhnya saya memiliki satu pukul padamu, kami tidak akan lepas dariku." Lalu Isa menyusulnya dan membunuhnya dengan tombaknya. Para pengikutnya melarikan diri dan orang-orang Mukmin mengejar mereka. Orang-orang Mukmin membunuh mereka sampai pohon dan bebatuan berkata, 'Hai Muslim! Hai hamba Allah! Ini ada orang Yahudi bersembunyi di belakangku. Kemarilah bunuhlah dia!' Kecuali pohon al-Gharqad, sesungguhnya itu adalah pohon Yahudi."  (Shahih: Diriwayatkan oleh Muslim,no.2922.)

Imam Ahmad meriwayatkan dari Jabir Radhiyallahu'anhu bahwa ia berkata, "Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda,

'Dajjal akan keluar pada saat agama dalam keadaan lemah dan pada saat ilmu ditinggalkan...'," kemudian ia menyebutkan lengkap haditnya. Dan di dalamnya,

"... Kemudian Isa bin Maryam turun dan menyeru pada akhir malam, 'Wahai sekalian manusia! Apa yang menghalangi kalian keluar menuju si pendusta yang keji?' Mereka berkata, 'Orang-orang ini kerasukan jin'. Kemudian mereka mendatanginya, dan ternyata mereka mendapati Isa bin Maryam 'Alaihissalam. Kemudia iqamah shalat dikumandangkan, ada yang berkata, 'Silahkan maju wahai ruh Allah.' Dia berkata, 'Hendaklah imam kalian maju dan mengimami kalian.' Apabila dia telah selesai shalat shubuh, mereka keluar menuju Dajjal. Manakala sang pendusta melihat Isa, ia meleleh seperti melelehnya garam dalam air. Isa berjalan mendekatinya lalu membunuhnya. Sampai kemudian pohon dan bebatuan memanggil, 'Hai ruh Allah! Ini orang Yahudi.' Dia tidak meninggalkan seorang pun yang mengikuti Dajjal kecuali membunuhnya."  (Shahih: Diriwayatkan oleh Ahmad,4/72.)

Dahulu mereka (orang-orang Yahudi) mencari-cari al-Masih (Isa) pada setiap tempat untuk membunuhnya, maka kini semua bantu pepohonan berbicara -kecuali pohon al-Gharqaq memanggil al-Masih untuk membunuh mereka. Maka al-Masih ash-Shiddiq membunuh al-Masih yang menyesatkan; Masih al-Huda membunuh membunuh Masih adh-Dhalalah.
Isa turun medustakan orang-orang Nasrani, lalu melihat kedustaan dakwaan mereka bahwa mereka telah menyalibnya, maka ia menghancurkan salib, membunuh babi, dan menanggalkan jizyah serta tidak menerima dari manusia kecuali Islam.
Mereka mengagungkan apa yang tidak mereka klaim bahwa ia disalib padanya, maka al-Masih menghancurkannya.
Ibnu Hajar berkata, "Menghancurkan salib," yakni membatalkan agama Nasrani, yaitu dengan menghancurkan salib, dan membatalkan apa yang di sangka oleh orang-orang Nasrani sebagai bentuk pengagungan kepadanya. Serta dia membunuh babi dan menaggalkan jizyah.

Telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad, dari hadits Abu Hurairah Radhiyallahu'anhu, dari Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam,

"... dan aku adalah orang yang paling berhak dengan Isa bin Maryam, karena tidak ada nabi antara aku dan dia, dan sesungguhnya dia benar-benar akan turun, apabila kalian melihatnya, maka kenalilah dia: laki-laki berperawakan sedang, berwarna kulit dekat kepada merah dan putih, dia memakai dua baju yang terdapat warna kuningnya, seakan-akan kepalanya mengalirkan air meskipun tidak basah. Dia akan menghancurkan salib, membunuh babi, dan menanggalkan jizyah. Dia menyeru manusia agar masuk ke dalam agama Islam. Pada zamannya, Allah melenyapkan semua agama kecuali Islam serta membinasakan al-Masih Dajjal. Keamanan akan merata di atas bumi sampai singa merumput bersama-sama unta, harimau bersama sapi, serigala bersama kambing, dan anak-anak bermain dengan ular yang tidak akan membahayakan mereka. Dia akan tinggal di bumi selama empat puluh tahun kemudian meninggal, lalu dia dishalatkan oleh kaum Muslimin."  (Diriwayatkan oleh Ahmad di dalam al-Musnad,no.9017.)

Adapun kisah hajinya 'Alaihissalam, telah diriwayatkan oleh Muslim, dari Abu Hurairah Radhiyallahu'anhu, dari Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam, beliau bersabda,

"Demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya, sungguh putra Maryam akan berihram dari Fajj ar-Rauha untuk melakukan haji atau umrah atau kedua-duanya."

DENGAN SYARIAT SIAPA ISA 'ALAIHISSALAM AKAN MEMUTUSKAN HUKUM?

Dia menetapkan hukum dengan syariat Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi wa sallam dan akan menjadi pengikut beliau. Sesungguhnya syariay agama Islam merupakan agama penutup dan abadi sampai Hari Kiamat, tidak mansukh (dihapus/digantikan). Jadilah Isa sebagai satu dari sekian hakim umat ini serta menjadi pembaharu Islam, karena tidak ada Nabi lagi setelah Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi wa sallam. Adapun perihal Isa menanggalkan jizyah dari orang kafir padahal ia disyariatkan sebelum turunnya beliau 'Alaihissalam bukan merupakan naskh terhadap hukum jizyah yang dibawa oleh Isa sebagai syariat baru. Karena syariat memungut jizyah dibatasi dengan turunnya Isa 'Alaihissalam berdasarkan berita Nabi kita Shallallahu'alaihi wa sallam. Beliaulah yang menjelaskan naskh ini dengan sabdanya,

"Demi Allah, sungguh putra Maryam akan turun sebagai hakim yang adil. Dia akan menghancurkan salib, membunuh babi, dan akan menanggalkan jizyah."  (Sudah ditakhrij sebelumnya.)

Selamat buat umat Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam, Nabi mereka adalah Nabi yang paling agung, pembaharu terakhir mereka adalah seorang Nabi yang menganut agama Rasulullah dan Syariatnya, bahkan orang berpredikat sahabat dari mereka yang paling terakhir adalah seorang Nabi.

Adz-Dzahabi berkata, "Isa bin Maryam 'Alaihissalam adalah seorang sahabat sekaligus Nabi, karena dia telah melihat Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam pada malam Isra' dan mengucapkan salam kepadanya. Dia adalah sahabat yang paling terakhir meninggal."

FATWA-FATWA AL-LAJNAH AD-DA'IMAH LI AL-BUHUTS AL-ILMIYYAH WA AL-IFTA'

Fatwa no.1621:
Pertanyaan pertama: Apakah Isa bin Maryam masih hidup atau sudah mati? Apa dalilnya dari Kitab dan Sunnah?

Pertanyaan kedua: Apabila dia masih hidup atau telah meninggal, di mana dia sekarang? Apa dalilnya dari Kitab dan Sunnah?

Segala puji hanya bagi Allah semata, shalawat dan salam semoga tercurah keharibaan baginda Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam, keluarga dan para sahabatnya, amma ba'du:

Jawaban terhadap pertanyaan pertama dan kedua:
Isa bin Maryam Alaihissalam masih hidup dan belum meninggal sampai sekarang. Orang-orang Yahudi tidak pernah membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi orang yang mereka bunuh adalah orang yang diserupakan dengan Isa. Allah telah mengangkatnya ke langit dengan badan dan ruhnya, dan dia sekarang berada di langit. Dalilnya adalah Firman Allah Ta'ala tentang kedustaan orang-orang Yahudi beserta bantahan terhadapnya. Allah Ta'ala berfirman,

"Dan karena ucapan mereka, 'Sesungguhnya kami telah membunuh al-Masih, Isa putra Maryam Rasul Allah,' padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka,  mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepadaNya. Dan adalah Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana."  (An-Nisa:157-158).

Pada ayat di atas Allah Subahana Wa Ta'ala mengingkari perkataan orang-orang Yahudi bahwa mereka telah membunuh dan menyalibnya, dan Dia mengabarkan bahwa Isa diangkat kepadaNya. Yang demikian itu adalah rahmat penghargaan dari Allah Ta'ala padanya, dan agar menjadi tanda dari tanda-tandaNya yang Dia berikan kepada siapa yang Dia kehendaki di antara para RasulNya. Alangkah banyak ayat-ayat Allah Tentang Isa Bin Maryam 'Alaihissalam pertama dan terakhir.

Dan konsekuensi kata sanggahan dalam Firman Allah,
"Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepadaNya."  (An-Nisa:158)

Adalah Allah Subahana Wa Ta'ala telah mengangkat Isa 'Alaihissalam lengkap jasad dan ruhnya sekalian agar terwujud sanggahan terhadap prasangka Yahudi bahwa mereka menyalib dan membunuhnya. Karena pembunuhan dan penyaliban pada asalnya dilakukan terhadap jasad, dan karena pengangkatan ruh semata tidak menafikan klaim mereka bahwa mereka membunuh dan menyalibnya, sehingga pangangkatan ruh semata bukan menjadi bantahan dan sanggahan terhadap mereka. Juga karena hakikat nama Isa 'Alaihissalam adalah untuk ruh dan badan sekalian, maka ketika nama Isa disebutkan tidak bisa dibawa kepada salah satunya kecuali dengan dasar indikasi dan di sini tidak ada indikasi tersebut. Dan karena pengangkatan ruh dan jasadnya sekalian menunjukkan kesempurnaan keagungan, hikmah, penghargaan, dan pertolongan Allah terhadap siapa yang Dia kehendaki diantara rasul-rasulNya sesuai dengan yang ditunjukkan oleh FirmanNya Ta'ala pada penutup ayat,

"Dan Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana."  (An-Nisa:158).

Dan insyah Allah akan ada tambahan penjelasan dalam jawaban pertanyaan ketiga.

Pertanyaan ketiga dan keempat:
Jikalau Isa 'Alaihissalam masih hidup, apakah dia akan turun pada akhir zaman serta menjadi hakim di tengan-tengah manusia dan mengikuti agama Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi wa sallam dalam hal itu? Apa dalilnya? Dan dengan apa kita membantah orang yang berkeyakinan bahwa Isa tidak akan turun pada akhir zaman serta tidak akan menjadi hakim di tengah-tengah manusia?

Jawaban pertanyaan ketiga dan keempat:Ya, Nabiyyullah Isa bin Maryam akan turun pada akhir zaman dan menjadi hakim di tengah-tengah manusia dengan adil berdasarkan syariat Nabi kita Muhammad Shallallahu'alaihi wa sallam. Dia akan menghancurkan salib, membunuh babi, menanggalkan jizyah dan tidak menerima apa pun dari orang kafir kecuali Islam. Seluruh ahli kitab dari kalangan Yahudi dan Nasrani akan beriman kepadanya sebelum ia meninggal setelah ia turun pada akhir zaman. Allah Ta'ala berfirman,

"Tidak ada seorang pun dari ahli kitab, kecuali akan beriman kepada (Isa) sebelum kematianya. Dan pada Hari Kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka."  (An-Nisa':159).

Allah Ta'ala mengabarkan bahwa seluruh ahli kitab dari kalangan orang-orang Yahudi dan Nasrani akan beriman kepada Isa bin Maryam 'Alaihissalam sebelum kematiannya -yakni kematian Isa-. Yang demikian itu pada saat ia turun pada akhir zaman sebagai hakim yang adil mengajak kepada Islam, sebagaimana akan dijelaskan dalam penjelasan tentang turunnya. Makna inilah yang diinginkan, karena pembicaraan disuguhkan dalam rangka menjelaskan sikap orang-orang Yahudi terhadap Isa serta perbuatan mereka terhadapnya 'Alaihissalam dan dalam rangka menjelaskan sunnatullah dalam hal menyelamatkan serta membalas tipu muslihat musuh-musuhnya. Sehingga kedua dhamir majrur dalam ayat di atas (yaitu yang digaris bawahi dalam terjemahannya) harus dikembalikan kepada Isa 'Alaihissalam demi menjaga alur pembicaraan dan demi menyatuhkan tempat berpulang kedua dhamir tersebut.

Dan telah tsabit di dalam hadits yang sangat banyak lagi shahih dari berbagai jalur yang sampai kepada derajat mutawatir, bahwasanya Allah Ta'ala telah mengangkat Isa 'Alaihissalam ke langit dan dia akan turun di akhir zaman. Hadits-hadits tersebut adalah mutawatir dari Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Ibnu Mas'ud, Utsman bin Amr al-'Ash, Abu Umamah, an-Nawwas bin Sam'an, Abdulullah bin Amr bin al-'Ash, Mujammi' bin Jariyah, dan Hudzaifah bin Usaid Radhiyallahu Taala'anhu. Di dalam hadits-hadits tersebut terdapat penjelasan tentang gambaran turunnya Isa dan tempat di mana dia akan turun.

Di antara hadits-hadits tersebut adalah apa yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah Radhiyallahu'anhu, bahwasanya Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda,

"Demi Dzhat yang jiwaku ada di tanganNya, seungguh telah dekat waktu turunnya putra Marayam di tengah-tengah kalian sebagai hakim yang adil. Dia akan menghancurkan salib, membunuh babi, dan menanggalkan jizyah (upeti). Harta melimpah sehingga tidak seorang pun mau menerimanya."

Abu Hurairah berkata, "Bacalah jika kalian mau!"

"Tidak ada seorang pun dari ahli kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya. Dan di Hari Kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka."  (An-Nisa':159).

Dan dalam riwayat yang lain dari Abu Hurairah Radhiyallahu'anhu, dari Nabi Shallallahu'alaihi wasallam, beliau bersabda,

"Bagaimana kalian jika telah turun di tengah-tengah kalian putra Maryam sementara imam kalian dari kalian."

Dan juga telah tsabit dalam hadits yang shahih bahwa Jabir bin Abdullah Rahimahullah mendengar Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda,

"Akan senantiasa ada sekelompok dari umatku, mereka berperang di atas kebenaran, mereka menang sampai Hari Kiamat. Lalu Isa bin Maryam 'Alaihissalam turun. Maka amir mereka berkata, 'Kemarilah, shalatlah sebagai imam bagi kami.' Dia berkata, 'Tidak, sesungguhnya sebagian kalian ada pemimpin bagi sebagian yang lain sebagai penghormatan dari Allah bagi umat ini'.

Hadits-hadits ini menjadi dalil akan turunnya Isa di akhir zaman, dan bahwa dia akan memutuskan hukum dengan syariat Nabi kita, Muhammad Shallallahu'alaihi wa sallam. Dan bahwa yang menjadi imam bagi umat ini di dalam shalat dan lainnya ketika Isa turun adalah dari umat ini. Berdasarkan hal ini, tidak ada pertentangan antara turunnya Isa dan antara ditutupnya risalah kenabian dengan risalah baru. Bagi Allah-lah hukum pertama dan terakhir, Dia tidak ada yang bisa membantah keputusanNya. Dan Dia Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.

Pertanyaan kelima: Sebagaimana bahwa Muhammad Shallallahu'alaihi wa sallam adalah Nabi paling utama, tetapi kenapa justru bukan dia yang diangkat ke langit sebagai ganti dari Isa, jika Isa benar-benar diangkat ke langit? Dan kenapa hanya Isa yang diangkat tanpa nabi-nabi yang lain? Berikan alasan berserta dalil!

Jawaban pertanyaan kelima:
Sesungguhnya rahmat dan ilmu Allah meliputi segala sesuatu, begitu juga kekuatan dan kekuasaanNya. Mahasuci Dia, kepunyaanNya hikmah yang tiada tara, kehendak yang terlaksana dan kekuasaan yang mencakup. Dia memilih siapa yang dikehendaki dari kalangan manusia sebagai nabi dan rasul yang membawa kabar gembira dan peringatan. Dia mengangkat sebagian mereka di atas sebagain yang lain beberapa derajat, dan mengkhususkan masing-masing mereka dengan beberapa keistimewaan sebagai karunia dan rahmat dariNya. Dia mengkhususkan gelar sebagai khalilullah bagi Ibrahim dan Muhammad 'Alaihissalam, dan mengkhususkan setiap Nabi dengan sesuatu yang dikehendaki berupa tanda-tanda dan mukjizat yang relevan dengan masanya. Dengan tanda-tanda dan mukjizat itu hujjah tegak atas kaumnya sebagai hikmah dan keadilan dari Allah, tida yang kuasa menentang hukumNya. Dia Mahaperkasa, Mahabijaksana, Mahasantun, dan Maha Mengetahui. Akan tetapi tidaklah setiap keistimewaan dengan sendirinya mengharuskan adanya predikat keutamaan (kelebihan). Maka dikhususkannya Isa dengan diangkat ke langit adalah berlaku sesuai kehendak dan hikmahNya, bukan lantaran dia lebih umata dari saundara-saudaranya para rasul yang lain seperti Ibrahim, Muhammad, Musa, dan Nuh 'Alaihissalam. Mereka semua telah diberikan sejumlah keistimewaan dan tanda-tanda yang menunjukkan bahwa mereka lebih diutamakan atasnya. Secara umum dalam hal itu perkaranya kembali kepada Allah, Dia mengaturnya sesuai kehendakNya; Dia tidak ditanya tentang apa yang Dia perbuat sebab Dia memiliki kesempurnaan ilmu dan hikmah. Kemudian mempertanyakan hal itu tidak berkonsekuensi sebuah amal atau sebuah keyakinan, malah bia jadi orang yang masuk ke dalamnya ditimpa kebimbangan dan dikuasi keraguan dan kebingungan. Seorang mukmin wajib bersikap 'menerima' pada perkara-perkara yang merupakan urusan Allah, dan agar giat pada perkara yang merupakan urusan hamba baik yang berupa akidah atau amal. Inilah manhaj para Nabi dan rasul, serta jalan Khulafa'ur Rasyidin dan para ulama slah yang memdapat petunjuk.

Pertanyaan keenam: Mengapa Isa bin Maryam dinamakan al-Masih?

Jawaban pertanyaan keenam:
Isa bin Maryam dinamakan al-Masih kerena tidaklah dia mengusap seorang yang memiliki penyakit kecuali sembuh dengan izin Allah. Sebagaiman salaf berkata, "Dia dinamakan al-Masih karena dia menjelajah bumi dan banyak melakukan perjalanan untuk berdakwah mengajak kepada agama ini."

Berdasarkan dua pendapat ini al-Masih artinya: yang mengusap.
Dikatan (dalam riwayat lain), ia dinamakan al-Masih karena kedua telapak kakinya rata tidak memiliki lekuk. Dan dikatakan (dalam riwayat lain), kerena ia diusap dengan berkah atau disucikan dari dosa sehingga menjadi orang yang penuh berkah.
Berdasarkan dua pendapat ini al-Masih artinya: yang diusap.
Pendapat yang lebih kuat adalah pendapat yang pertama. Wallahu a'lam.

Yang jelas, hal ini tidak ada kaitannya dengan akidah dan tidak juga amal, sehingga manfaat mengetahuinya sedikit atau tidak ada sama sekali.

Pertanyaan ketujuh: Pada masalah ini terdapat beberapa nash yang dijadikan dalil oleh sekte al-Qadianiyah bahwa Nabi Isa telah meninggal dan telah dikubur. Saya mohon penjelasan nash-nash tersebut untuk membantah mereka.

Ayat yang pertama adalah Firman Alla Ta'ala,
"Al-Masih putra Maryam itu hanyalah seorang Rasul yang sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa rasul, dan ibunya seorang yang sangat benar, kedua-duanya biasa memakan makanan."  (Al-Ma'idah:75).


Jawaban pertanyaan ketujuh:
Maksud ayat ini adalah membantah orang yang mengatakan, "Sesungguhnya Allah adalah al-Masih bin Maryam", yang mengatakan, "Sesungguhnya Allah salah satu dari yang tiga," serta yang mengatakan, "Sesungguhnya dia dalah putra Allah" dengan menjelaskan bahwa al-Masih 'Alaihissalam bukan Rabb dan bukan pula ilah yang berhak disembah, melainkan seorang rasul yang dimuliakan oleh Allah dengan kerasulan. Dia sama dengan rasul-rasul sebelumnya yang telah lalu, di mana ajalnya terbatas, tetapi ayat ini tidak menjelaskan kapan dia meninggal. Dan telah dijelaskan oleh dalil-dalil yang telah lalu dari Kitab dan Sunnah bahwa dia diangkat dalam keadaan hidup, dan bahwa dia akan turun sebagai hakim yang adil kemudian meninggal setelah ia turun di akhir zaman dan menjadi hakim di tengah-tengah manusia. Kemudian Allah menyebutkan bahwa Isa dan ibundanya makan makanan. Yang demikian itu menunjukkan bahwa mereka berdua bukan ilah sekutu Allah karena butuhnya mereka berdua sesuatu yang menjaga kelangsungan hidupnya berupa makanan. Sementara Allah adalah Maha Esa tidak bergantung pada sesuatu apa pun, Dia memiliki sifat 'tidak butuh' yang mutlak; segala sesua selainNya butuh kepadaNya dan Dia tidak butuh kepada sesuatu apa pun selainNya. Yang menguatkan bahwa maksud dari ayat di atas adalah seperti yang telah disebutkan yaitu bunyi ayat sebelum dan yang sesudahnya. Sebelum didahului oleh ayat,

"Sesungguhnya telah kafir orang-orang yang berkata, 'Sesungguhnya Allah ialah al-Masih putra Maryam',"  (Al-Ma'idah:72),

dan ayat,

"Sungguh telah kafir orang-orang yang mengatakan: 'Bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga'."  (Al-Ma'idah:73).

Setelah dua ayat itu Allah menyebutkan larangan ghuluw (berlebih-lebihan) dalam agama, pengingkaran terhadap ibadah kepada selain Allah, dan laknat tehadap orang-orang yang melakukannya atau diam tidak mengingkarinya. Yang dimikian itu juga dijelaskan oleh FirmanNya Ta'ala dalam surat al-An'am,

"Katakanlah, 'Apakah akan aku jadikan pelindung selain dari Allah yang menjadikan langit dan bumi, padahal Dia memberi makan dan tidak diberi makan?' "  (Al-An'am:14).

Ayat kedua: Firman Alla Ta'ala,
"Dan kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu, melainkan mereka sungguh meman makanan dan berjalan di pasar-pasar."  (Al-Furqan:20)


Jawaban:
Maksud ayat ini adalah bantahan atas orang-orang yang kufur terhadap risalah Muhammad Shallallahu'alaihi wa sallam, karena mereka beranggapan bahwa rasul berasal dari kalangan malaikat dan bukan dari kalangan manusia. Maka Allah membantah anggapan mereka dengan menjelaskan bahwa sunnahNya dalam mengutus rasul kepada manusia adalah dengan memilih mereka dari kalangan manusia dan bahwa mereka memakan makanan serta berjalan di pasar-pasar; mereka dalam hal ini sama seperti manusia yang lain. Dalam ayat di atas tidak terdapat batas ajal Isa 'Alaihissalam. Dan ayat-ayat yang lain serta hadits-hadits telah menjelaskan peristiwa pengangkatannya hidup-hidup, kemudian perihal turunnya dan perihal dia sebagai hakim setelah turun di akhir zaman, lalu kematiannya sebagaimana dijelaskan di muka.


Ayat ketiga: Firman Allah Ta'ala,
"Dan tidaklah Kami jadikan mereka tubuh-tubuh yang tiada memakan makanan, dan tidak (pula) mereka itu orang-orang yang kekal."  (Al-Anbiya':8).


Jawaban:
Dalam ayat ini tidak terdapat indikasi apapun yang menujukkan kematian Isa 'Alaihissalam pada saat orang-orang Yahudi saling bahu-membahu untuk membunuh dan meyalibnya. Akan tetapi ayat di atas menunjukkan bahwa para nabi dan rasul dan termasuk di antara mereka Isa, bukanlah tubuh-tubuh yang tidak makan, melainkan mereka juga makan sebagaimana manusia lain makan. Dan dalam ayat di atas dijelaskan bahwa mereka tidak kekal di dunia. Ahlus Sunnah mengimani hal itu, dan bahwa Isa seperti rasul-rasul yang lain; dia didatangi kematian seperti yang lainnya. Hanya saja Kitab dan Sunnah telah menunjukkan bahwa dia tidak akan meninggal kecuali setelah turun dari langit sebagai hakim yang adil; maka dia menghancurkan salib dan membunuh babi sebagaimana dijelaskan di muka.


Ayat keempat: Firman Allah Ta'ala,
"Dan sekali-kali kamu tiada akan mendapati perubahan pada sunnatullah."  (Al-Ahzab:62).

Jawaban:
Kalimat yang terdapat dalam ayat ini walaupun umum namun dikhususkan oleh mukjizat-mukjizat yang Allah perlihatkan lewat tangan-tangan rasulNya dan sebagai hujjah bagi mereka terhadap kaum mereka dalam menetapkan kerasulannya. Seperti terbelahnya laun bagi Musa menjadi dua belas jalan yang kering dengan satu kali pukulan tongkat, dan seperti Isa yang dapat menyembuhkan orang yang buta dan kusta, menghidupkan orang yang mati, menjadikannya hidup berabad-abad dan peristiwa turunya setelah itu termasuk yang dikecualikan dari keumuman ayat ini seperti mukjizat-mukjizat lainnya yang merupakan sunnatullah pada para RasulNya, dan tidak ada yang aneh dalam hal ini.


Ayat yang kelima: Firman Allah Ta'ala,
"Isa tidak lain hanyalah seorang hamba yang Kami berikan kepadanya nikmat (kenabian) dan Kami jadikan dia sebagai tanda bukti (kekuasaan Allah) untuk Bani Israil."  (Az-Zukhruf:59). 

Jawaban:
Ayat ini menetapkan sifat kehambaan bagi Isa 'Alaihissalam, dan bahwa Allah memberinya nikmat kerasulan dan bukan sebagai Rabb maupun sebagai Ilah. Bahwa dia adalah tanda kesempurnaan kekuasaan Allah, teladan yang tinggi dalam hal kebaikan yang patut untuk diteladani. Maksud ayat ini mirip dengan ayat yang pertama dan tidak terdapat padanya dalil apa pun yang menunjukkan penentuan ajal Isa 'Alaihissalam. Hanya saja penjelasan dan penentuan hal itu diambil dari nash-nash yang lain sebagaimana dijelaskan di muka.

Ayat keenam: Firman Allah Ta'ala,
"Katakanlah, 'Maka siapakah (gerangan) yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah, jika Dia hendak membinasakan al-Masih putra Maryam itu beserta ibunya dan seluruh orang-orang yang berada di bumi kesemuanya?"  (Al-Ma'idah:17). 

Jawaban:
Pada permulaan ayat ini disebutkan,
"Sungguh telah kafir orang-orang yang berkata, 'Sesungguhnya Allah itu ialah al-Masih putra Maryam.' Katakanlah, 'Maka siapakah (gerangan) yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah, jika Dia hendak membinasakan al-Masih putra Maryam itu berserta ibunya dan seluruh orang-orang yang berada di bumi kesemuanya?"  (Al-Ma'idah:17)
FirmaNya,
"Katakanlah, 'Maka siapakah (gerangan) yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah...(dst)',"
adalah bantahan terhadap anggapan mereka bahwa Isa 'Alaihissalam adalah Allah. Yaitu dengan menjelaskan bahwa Isa dan ibundanya merupakan dua hamba yang lemah, sama seperti makhluk-makhluk Allah yang lain. Seandainya Allah berkehendak untuk membinasakannya beserta ibunya dan seluruh orang-orang yang ada di muka bumi, niscaya Allah Maha mampu untuk melakukannya. Tetapi Dia tidak menyamaratakan mereka dengan kebinasaan, malainkan memberlakukan ketentuannya pada mereka dengan kebinasaan pada waktu-waktu yang telah ditentukan sesuai dengan hikmahNya.

Termasuk dari hikmahNya adalah bahwa Dia tidak membinasakan Isa 'Alaihissalam ketika orang-orang Yahudi saling bahu-membahu untuk menghabisinya, dan tidak juga setelah dia diangkat. Melainkan Dia mengangkatnya hidup-hidup dan menjadikannya tetap hidup sampai pada saatnya nanti akan turun dan menjadi hakim di tengah-tengah manusia dengan syariat Muhammad Shallallahu'alaihi wa sallam, kemudian Allah mewafatkannya setelah itu sebagaimana dijelaskan di muka.

Ayat ketujuh: Firman Allah Ta'ala,
"Dan telah Kami jadikan (Isa) putra Maryam berserta ibunya suatu bukti yang nyata bagi (kekuasaan Kami), dan Kami melindungi mereka di suatu tanah tinggi yang datar yang banyak terdapat padang-padang rumput dan sumber-sumber air bersih yang mengalir."  (Al-Mukminun:50).

Jawaban:
Maryam mengandung Isa 'Alaihissalam tanpa bapak yang berbeda dengan sunnah kauniah Allah pada selain keduanya. Hal ini termasuk bukti nyata yang menunjukkan kesempurnaan kekuasaan Allah Subahana Wa Ta'ala. Allah melindungi mereka berdua di suatu tanah tinggi subur yang banyak terdapat padang rumput dan sumber air yang mengalir jernih dipadang mata, yaitu Baitul Maqdis di Palestina, bukan di salah satu negri di Pakistan. Yang demikian itu lebih dari lima ratus tahun sebelum Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi wa sallam diutus, bukan lebih dari dua belas kurun setelah hijrah Nabi kita Muhammad Shallallahu'alaihi wa sallam. Barangsiapa mengatakan tanah tinggi tersebut berada di Pakistan atau menafsirkan putra Maryam dengan Ghulam Ahmad, ia telah menyimpangkan ayat dan berdusta terhadap Allah dan keluar dari realita sejarah.


Ayat kedelapan: Friman Allah Ta'ala,
"(Ingatlah), ketika Allah berfirman, 'Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu KepadaKu serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir'."  (Ali Imran:55).


Jawaban:
Argumentasi orang-orang qadiyaniyyin (penganut aliran Ahmadiyah) dengan ayat ini atas kematian Isa 'Alaihissalam dahulu dibangun atas penafsiran at-Tawaffi dengan makna mematikan. Tafsir ini menyelisihi tafsir yang shahih dari para ulama salaf, di mana mereka menafsirkannya bahwa Allah mengambil RasulNya, Isa 'Alaihissalam dari bumi dan mengangkatnya kepadaNya dalam keadaan hidup serta menyelamatkannya dari orang-orang kafir, sebagai upaya untuk menggabungkan nash-nash dari Kitab dan Sunnah yang shahih yang menunjukkan dia diangkat dalam keadaan hidup serta peristiwa turunnya di akhir zaman dan keimanan seluruh ahli kitab serta orang-orang selain mereka kepadanya ketika dia turun.

Adapun yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas Radhiyallahu'anhuma berupa penafsiran at-Tawaffi dengan mematikan adalah tidak shahih karena sanadnya munqathi', karena merupakan riwayat Ali bin Abi Thalhah dari Ibnu Abbas, sedangkan Ali tidak pernah mendengar darinya dan tidak pula pernah melihatnya.

Tidak shahih juga apa yang diriwayatkan dari Wahb bin Munabbih al-Yamani berupa penafsiran at-Tawaffi dengan mematikan, karena itu merupakan riwayat Muhammad bin Ishaq dari orang yang tidak disebutkan namanya (majhul) dari Wahb bin Munabbih, sementara Ibnu Ishaq adalah mudallis dan dalam sanadnya terdapat seorang majhul.

Kemudian penafsiran ini tidak lebih dari sekedar salah satu ihtimal (kemungkinan) dari makna at-Tawaffi. Karena kata at-Tawaffi memiliki beberapa tafsir: sesekali ia ditafsirkan bahwa Allah mengambilnya dari muka bumi lengkap badan dan ruhnya dan mengangkatnya kepadaNya dalam keadaan hidup. Juga ditafsirkan bahwa Allah mematikannya setelah pengangkatannya dan setelah ia turun di akhir zaman. Karena huruf wawu tidak mesti menunjukkan keberuntungan, malaikan hanya 'menggabungkan' dua perkara saja. Manakala terjadi tumpang-tindih pendapat dalam makna ayat, maka harus dibawa kepada pendapat yang sesuai dengan zahir dalil-dalil yang lain sebagai bentuk penggabungan antara dalil-dalil yang ada dan sebagai bentuk pengembalian ayat yang mutasyabih kepada yang muhkam sebagaimana yang dilakukan oleh para ahli ilmu, bukan seperti orang-orang yang condong kepada kesesatan yang mengikuti ayat-ayat yang mutasyibah untuk menimbulkan fitnah dan mencari-cari takwilnya, semoga Allah melindungi kita dari kesesatan mereka.


Ayat kesembilan: Firman Allah Ta'ala,
"Dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan (angkat) aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka."  (Al-Ma'idah:117).


Jawaban:
Berargumentasi dengan ayat ini atas kematian Isa 'Alaihissalam sebelum ia diangkat ke langit atau setelah diangkat sebelum ia turun di akhir zaman dibangun di atas penafsiran at-Tawaffi dengan mematikan, sebagaimana yang telah lewat dalam jawaban terhadap ayat yang kedelapan. Dan telah disebutkan bahwa tafsir ini tidak benar dan bertolak belakang dengan yang ditafsirkan oleh para ulama salaf dalam rangka menggabungkan antara nash-nash dari Kitab dan Sunnah yang shahih.


Ayat kesepuluh: Firman Allah Ta'ala,
"Dan Dia memerintahkanku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup."(Maryam:31).


Jawaban:
Ucapan ini termasuk ucapan Isa 'Alaihissalam ketika masih bayi yang Allah ceritakan di dalam al-Qur'an. Dalam ayat ini hanya disebutkan bahwa Allah Subahana Wa Ta'ala memerintahnya mendirikan shalat dan menunaikan zakat selama ia masih hidup, dan tidak terdapat penjelasan tentang berapa lama hidupnya, tidak pula penjelasan tentang waktu matinya. Dan semua itu telah dijelaskan oleh dalil-dalil yang telah disebutkan sebelumnya, sehingga nash-nash yang mujmal (global) harus dibawa kepada nash-nash yang mufasshal (terperinci), tidak dipertentangkan sebagiannya dengan sebagain yang lain, serta tidak berhenti hanya pada nash-nash yang mutasyabih. Karena semua nash itu bersumber dari sisi Allah; sebagian dengan sebagian yang lain saling menjelaskan dan saling menguatkan.


Ayat kesebelas: Firman Allah Ta'ala,
"Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal, dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali."  (Maryam:33).


Jawaban:
Ayat ini sama seperti ayat sebelumnya, di dalamnya ditetapkan kesejahteraan dan keamanan baginya dari sisi Allah dalam setiap keadaannya. Dan tidak terdapat penjelasan batasan untuk masa hidupnya, tidak pula untuk waktu matinya, sehingga harus kembali kepada nash-nash lain yang menjelaskan hal itu, dan telah lewat penjelasannya.


Ayat kedua belas: Firman Allah Ta'ala,
"Dan berhala-berhala  yang mereka seru selain Allah tidak dapat membuat sesuatu apa pun, sedang berhala-berhala itu (sendiri) dibuat oleh orang. (Berhala-berhala itu) adalah benda mati yang tidak hidup, dan berhala-berhala tidak mengetahui bilakah penyembah-penyembahnya akan dibangkitkan."  (An-Nahl:20-21).


Jawaban:
Ayat ini disuguhkan untuk membantah orang-orang yang menyembah selain Allah berupa malaikat, Uzair, Isa, Latta, Uzza, dan Manat. Bahwa mereka tidak dapat menciptakan sesuatu apa pun walaupun hanya sekedar seekor lalat, bahkan mereka sendiri diciptakan, benda mati yang tidak hidup. Akan tetapi ayat-ayat yang lain menunjukkan bahwa Isa 'Alaihissalam tetap hidup sampai dia turun dan menjadi hakim di tengah-tengah manusia dengan syariat Muhammad Shallallahu'alaihi wa sallam kemudian baru dia meninggal.


Ayat ketiga belas: Firman Allah Ta'ala,
"Katakanlah (hai orang-orang Mukmin), 'Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Rabb mereka. Kami tidak membeda-bedekan seorang pun di antara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepadaNya."  (Al-Baqarah:136).


Jawaban:
Dalam ayat ini Allah memerintahkan kepada para hambaNya untuk beriman kepada sekalian para nabi serta kitab-kitab yang diturunkan kepada mereka dari Rabb mereka. Dan Dia menjelaskan bahwa Dia Subahana Wa Ta'ala tidak membeda-bedakan seorang pun dari mereka dalam kewajiban beriman kepada para rasul serta kepada kitab-kitab yang diturunkan terhadap orang-orang Yahudi dan Nasrani yang berkata, "Jadilah kalian penganut agama Yahudi atas Nasrani niscaya kalian mendapat petunjuk" dan penjelasan bagi bantahan yang Allah globalkan terhadap mereka dalam FirmanNya untuk NabiNya, Muhammad Shallallahu'alaihi wa sallam,

 
"Katakanlah, 'Tidak, melainkan (kami mengikuti) agama Ibrahim yang lurus. Dan dia (Ibrahim) bukanlah dari golongan orang musyrik'."  (Al-Baqarah:135).


Bukan maksudnya perintah untuk tidak membedakan mereka dalam hal mati dan hidup, karena ini tidak ditunjukkan oleh konteks ayat melainkan menunjukkan apa yang kita sebutkan. Sebagaimana yang demikian itu tidak pernah didakwahkan oleh para rasul, sehingga membawa ayat ini kepadanya menrupakan penyelewengan terhadapnya dari makna yang diletakkan untuknya.


Seumpanya ayat ini,
"Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepadaNya."  (Al-Baqarah:136).


Dibawa pada keumumannya sehingga mencakup tidak membeda-bedakan mereka dalam hal mati dan hidup, maka realita dan nash-nash yang ada menunjukkan adanya perbedaan di antara mereka dalam banyak sifat mati dan hidup, jenis-jenisnya, zamannya, tempatnya, panjang dan pendek umurnya, dan sebagianya.

Berarti kehidupan Isa 'Alaihissalam, hal panjang umurnya, tempat hidup, serta kematiannya setelah itu di antara perbedaan yang ada antara dia dan saudara-saudaranya para nabi yang lain berdasarkan nash-nash yang telah lalu.

 Ayat keempat belas: Firman Allah Ta'ala,
 "Itu adalah umat yang lalu; baginya apa yang telah diusahakannya dan bagi kalian apa yang sudah kalian usahakan, dan kalian tidak akan diminta pertanggung jawab tentang apa yang telah mereka kerjakan."  (Al-Baqarah:134).

 Jawaban:
 Maksud ayat ini, menjelaskan bahwa sekalian manusia akan diberikan balasan amalnya, tidak akan dibebankan kepada orang lain serta tidak akan diminta pertanggung jawaban tentangnya. Sebagaimana Firman Allah Ta'ala,

 "Dan orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain."  (Fathir:18).

 Ia harus berusaha semampunya dalam melakukan kebaikan dan menjauhkan kejelekan serta tidak bergantung kepada orang lain, karena bangga dengannya atau karena berharap selamat dari azab Hari Kiamat lantaran dekat dengannya atau ada memiliki hubungan dan lantaran mengagungkannya di dunia.

Dan Isa 'Alaihissalam walaupun masuk dalam keumuman ayat di atas, tetapi dalil-dalil dari Kitab dan Sunnah telah mengkhususkannya bahwa dia diangkat ke langit dan dijadikan tetap hidup kemudian diturunkan di akhir zaman, dan seterusnya sampai akhir apa yang telah dijelaskan. Di antara kaidah yang telah maklum dalam syariat Islam bahwa nash-nash yang khusus dikedepankan atas nash-nash yang umum sekaligus mengkhususkannya. Dan nash-nash yang sedang kita bicarakan ini termasuk yang demikian itu.

Ayat kelima belas: Firman Allah Ta'ala,
"Mereka tidak yakin bahwa yang mereka bunuh itu ada Isa. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat (Isa) kepadaNya, dan adalah Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana."  (An-Nisa':157-158).

 Ayat keenam belas: Firman Allah Ta'ala,
 "Tidak ada seorang pun dari ahli kitab kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya, dan pada Hari Kiamat nanti Isa akan menjadi saksi terhadap mereka (An-Nisa':159).

 Jawaban:
Ayat ini telah dijelaskan ketika membasa ayat yang pertama, kedua, ketiga, dan keempat.
Secara umum, ayat-ayat al-Qur'an yang dijadikan sebagai pengangan oleh orang-orang qadiyaniyyun untuk mengkokohkan keyakinan mereka bahwa Isa 'Alaihissalam telah meninggal dan telah dikubur,
1. Entah nash-nash umum yang telah dikhususkan oleh ayat-ayat dan hadits-hadits yang lain, yang menunjukkan pengangkatan Isa 'Alaihissalam dalam keadaan hidup dan tetap tetap seperti itu sampai waktu dia turun di akhir zaman dan menghukumi dengan syariat al-Qur'an. Sementara orang-orang qadiyaniyyun benhenti di sisi keumuman ayat-ayat tersebut meski telah dikhususkan. Ini batil, lantaran menyelisihi kaidah dan pokok-pokok dasar Islam.

2. Atau ayat-ayat global yang telah dirincikan oleh nash-nash lain yang harus dipegang. Dan orang-orang qadiyaniyyun berpegang dengan keglobalan ayat-ayat tersebut serta menjadikannya sebagai argumen untuk kebatilan mereka tanpa kembali kepada ayat-ayat muhkamat yang menafsirkannya. Inilah perilaku orang-orang yang di hatinya ada kecondongan kepada kesesatan dan kemunafikan, yaitu orang-orang yang mengikuti nash-nash dari Kitab dan Sunnah yang mutasyabihat untuk menciptakan fitnah dan mencari-cari takwilnya yang sesuai dengan hawa nafsu mereka.

3. Atau penafsiran kata-kata yang didasarkan pada atsar-atsar yang tidak shahih penisbatannya kepada salaf, dan telah lalu penjelasan hal itu ketika membicarakan ayat kedepalan,

"(Ingatlah), ketika Allah berfirman, 'Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepadaKu."  (Ali Imran:55).

Mereka senang dengan atsar-atsar tersebut lantaran sesuai dengan hawa nafsu mereka, lalu mereka menggembar-gembarkannya di tengah-tengah orang-orang bodoh tanpa melihat sandarannya, bisa jadi karena kejahilan mereka, atau karena hendak mengecoh dan melariskan kebatilan mereka. Semua itu tidak mereka lakukan kecuali karna kecondongan mereka pada kesesatan dan keinginan mereka untuk menimbulkan fitnah. Allah Subahana Wa Ta'ala berfirman,

"Dia-lah yang menurunkan al-Kitab (al-Qur'an) kepada kamu. Di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok isi al-Qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikut sebagian ayat-ayat yang mutasyabihat untuk menimbulkan fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya melain Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata, 'Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat, semuanya itu dari sisi Rabb kami.' Dan tidak dapat mengambil pelajara (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal."  (Ali Imran:7).

Al-Bukhari dan lainnya telah meriwayatkan dari Aisyah ia berkata, "Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam membaca ayat ini,

"Dia-lah yang menurunkan al-Kitab (al-Qur'an) kepada kamu. Dan antara (isi) nya ada ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok isi al-Qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebagian ayat-ayat yang mutasyabihat untuk menimbulkan fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata, 'Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat, semuanya itu dari sisi Rabb kami.' Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal'."(Ali Imran:7).

Aisyah berkata, "Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda,

"Apabila engkau melihat orang-orang yang mengikuti ayat-ayat yang mutasyabihat, itulah orang-orang yang Allah sebutkan (pada ayat di atas), maka waspadalah terhadap mereka'."

Dengan ini menjadi jelas bagi penanya agar mengebalikan ayat-ayat lainnya kepada sebagian ayat-ayat yang sejenis dengannya yang telah dijelaskan di atas.
Hanya kepada Allah-lah kita memohon taufik. Shalawat dan salam semoga tercurah keharibaan Nabi kita Muhammad Shallallahu'alaihi wa sallam, dan keluarga, beserta para sahabatnya.


                            Al-Lajnah ad-Da'imah Li al-Buhuts al-Ilmiyyah Wa al-Ifta'

                                     (Komite Tetap untuk Riset Ilmiah dan Fatwa)

                                    Anggota                                           Anggota
                   Abdullah bin al-Gadayyan                     Abdulullah bin Qu'ud

                                      Ketua                                          Wakil Ketua
                        Abdul Aziz bin Baz                                Abdurrazzaq Afifi


MISTERI AKHIR ZAMAN
Berlajut..
"AL-MAHDI"

Penulis: Shalahuddin Mahmud
Judul Asli: Al-Masih ad-Dajjal wa Ya'juj wa Ma'juj
Penerbit: Darul Ghad ak-Jadid
Al-Manshurah Mesir
Telp/Faks.002.050.2254224
Edisi Indonesia: MISTERI AKHIR ZAMAN
*Keluarnya Dajjal *Turunnya Isa al-Masih Alaihissalam
*Diutusnya Imam Mahdi *Munculnya Ya'juj wa Ma'juj
Penerjemah: Jamaluddin,LC
Muraja'ah: Tim Pustaka DH
Desain Cover: Gobaqsodor
Penyebar: Abdul Rahman Bin Muis
E-Mail : rahmanmuis@rocketmail.com




















Posting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar